otak serba tahu |
Mengapa harus sok tau? Pertanyaan seperti ini pernah muncul dalam pikiranku. Fenomena yang sering aku lihat membuat aku berpikir untuk mencari jawabannya. Banyak diantara kita yang sering bertingkah berlebihan atau lebay katanya. Saya tidak mempermasalahkan sama sekali hal tersebut. Entah mengapa orang bertingkah seperti itu, aku tidak pernah tahu. Yang kuketahui hanya pasti semua itu memiliki tujuannya masing-masing. Semua yang bergerak pasti memiliki tujuan. Hanya saja tujuan apa yang mereka pikirkan aku tidak tahu. Mencari sebab lebih sulit daripada mencari akibatnya. Banyak orang yang malas untuk berpikir padahal mereka memiliki akal. Bukan hanya malas, kita juga sering menganggap pikiran kita terbatas. Entah oleh subjek maupun objek apapun, hal itulah yang menjadi sebab seseorang menjadi sok tau.
Lalu bolehkah kita menjadi sok tau? Apakah tidak ada yang
dapat mencapainya? Tidak penting untuk mencari jawaban atas pertanyaan
tersebut. Hal yang terpenting yaitu mencari sebab sehingga orang bisa menjadi
sok tau. Mereka berdinamika dalam lingkungan, bisa jadi dalam kehidupan kampus,
masyarakat ataupun lingkungan negara. Mereka saling berkompetisi untuk menjadi
yang terbaik diantara yang lain melalui jalan yang beragam. Pikiran mereka
mempengaruhi jalan yang akan mereka pilih. Tidak sulit bagi mereka untuk
menemukan tempat yang nyaman bagi pikiran mereka. Menurut mereka disanalah
empat yang terbaik bagi mereka bisa jadi benar tetapi belum tentu. Setiap orang pasti menginginkan lebih tahu
daripada yang lain jika orang tersebut masih waras. Entah tahu dalam hal
keilmuwan, pengalaman, keterampilan ataupun cara berpikir. Semua itu benar
adanya, saya pun mengakuinya. Kita pasti menginginkan mendapat pujian,
perhatian, cinta dari orang lain itu pasti. Semua hal itu membuat perilaku kita
tidak dapat terhindar dari sikap pamrih. Seperti yang saya katakan sebelumnya,
kita bergerak pasti ada tujuan.
Aku
ingin menjadi orang yang serba tahu tetapi tidak ingin menjadi sok tau.sok tau
hanya akan membuat pikiran kita terbatasi oleh anggapan kita sendiri. Bukan
hanya kita bahkan untuk orang lain yang terpengaruh oleh kita. Dapatkah kita
mencegah hal tersebut? Saya pikir tidak mungkin untuk sekarang, pasalnya setiap
orang masih memiliki keinginan untuk menjadi serba tahu. Satu-satunya obat yang
dapat mengobati dalam hal ini bukan mencegah adalah rendah hati, merasa bodoh.
Selalu pikirkan bahwa saya adalah orang terbodoh di dunia ini, terus berpikir
seperti itu. Setiap tindakan pasti memiliki resiko, seperti halnya obat ini.
Jika persepsi kita bahwa menjadi bodoh akan membatasi pikiran kita juga
merupakan sesuatu yang benar tetapi bisa jadi salah. Benar, jika kita memang
benar-benar membatasinya, tetapi bisa jadi salah jika kita masih memiliki keinginan
untuk menjadi serba tahu.
Dua
hal yang bertentanggan tidak selamanya bertolakbelakang, artinya setiap hal
pasti memiliki sisi positif dan negatif. Hanya saja tinggal bagaimana caranya
agar kita dapat mengkombinasikan dua subtansi yang berbeda menjadi satu agar
dapat menutupi sisi negatifnya masing-masing. Mengapa hanya menutupi? Karena
kita tidak akan pernah bisa merubah substansi alam karena kita bukan
pennciptanya.
0 komentar:
Post a Comment