Hipotesisku adalah kita
tidak dapat hidup tanpa Tuhan. Ketika Tuhan lepas tangan maka game over. Mengapa? Karena ini
berdasarkan argumentasiku sebelumnya mengenai Tuhan yang kekal. Tuhan yang
penggerak pertama sekaligus penggerak berikutnya. Satu jengkalpun tidak ada
yang luput dari-Nya. Ya itu menurut pemahamanku. Kalau kalian? Itu terserah
kalian.
Jauh dari Tuhan sama
saja seperti menjauhi kehidupan. Walaupun hidup, sebenarnya mati. Kita hidup
itu maunya Tuhan. Semua itu maunya Tuhan.
Sebenarnya Tuhan maunya
apa sih harus melakukan semua ini? Ini termasuk pernyataan yang sulit. Jika Tuhan
menciptakan kita untuk sekedar mengeksistensikan dirinya itu jelas tidak
mungkin. Berarti jika seperti itu kita mendeterminasi Tuhan. Masa iya?
Apapun itu yang jelas
maunya Tuhan masih jadi rahasia-Nya. Kita sebagai makhluk ya nasibnya memang
harus seperti ini. Kalau kita sampai tahu Tuhan mau ngapain ke depannya dunia
akan jadi chaos jelas karena semua
orang pasti akan berupaya untuk mengkudeta Tuhan, karena pada dasarnya manusia
itu serakah. Adakah manusia yang tidak memiliki keserakahan? Wallahualam....
Tetapi sesungguhnya
kita bisa tau maunya Tuhan kok. Darimana? Tentu saja dari wahyu-Nya. Wahyu-Nya
itu apa? Mungkin kitab suci misalnya. Di dalam setiap kitab suci berisi
perintah dan larangan dari Tuhan yang wajib dipatuhi oleh seluruh umat manusia.
kenapa Kitab suci ada banyak macam? Kenapa
engga satu aja? Iya kenapa ya? Kata Ustadz saya sih tiap kitab suci itu saling
melengkapi dari mulai yang diturunkan lebih awal sampai yang terakhir (Al-Qur’an).
Tahapan wahyu itu diturunkan melalui perantara Rasul yang disampaikan kepada
umatnya sesuai dengan konteks pada zamannya. Hanya saja Al-Qur’an itu tidak
lagi diperbarui, artinya sudah final kata Tuhan.
Kenapa Tuhan memberikan
kita perintah dan larangan? Terus mengapa kita diwajibkan untuk menaatinya sedangkan
kita dapat melanggarnya? Mengapa Tuhan tidak buat kita patuh saja sejak awal? Bukannya
tidak ada yang mustahil bagi Tuhan? Semua itu benar tentunya. Tidak ada yang
mustahil bagi Tuhan seharusnya. Tetapi mengapa kita diberi kuasa untuk memilih
nurut atau tidak dengan perintah-Nya? Mengapa malaikat diciptakan untuk selalu
patuh? Mengapa kita engga jadi malaikat aja?
Dahulu ketika aku masih
di bangku Sekolah Dasar pertanyaan seperti ini justru sering muncul. Aku dan
beberapa temanku sering menanyakan hal-hal aneh kepada Guru PAI-ku waktu itu. Namanya
pak Budi, aku masih ingat. Beliau menjawab bahwa sebelum kita hidup di dunia
kita itu hidup di dunia ruh, katanya. Sebelum jadi manusia kita ini masih
berwujud ruh. Ya, sebelum Tuhan menciptakan manusia, Tuhan terlebih dahulu
menciptakan kita dalam wujud ruh. Lalu apa hubungannya dengan kita menjadi
manusia? hubungannya adalah ketika itu kita sudah diberi kekuasaan oleh Tuhan
untuk memilih, mau jadi apa. Malaikat? Manusia? Jin? Atau Iblis? Pilihan itu
bebas kita pilih karena kehendak Tuhan.
Dari keempat pilihan
tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Manusia memiliki
akal dan nafsu tetapi tidak punya kekuatan supranatural dalam arti ini bisa
kita sebut kekuatan yang ghoib. Sedangkan
malaikat ini tidak memiliki nafsu ataupun akal, tetapi memiliki kekuatan ghoib itu dari Tuhan dengan konsekuensi
ia harus selalu patuh kepada-Nya. Selanjutnya Jin, disini ia memiliki kekuatan ghoib, akal, nafsu tetapi posisinya
lebih rendah dari manusia. Meskipun ada sebuah pendapat ulama yang justru mengatakan bahwa jin pada masa Nabi Sulaiman as mengaku bahwa ia tidak mengetahui hal ghoib. Berarti bisa jadi dalam hal ini Jin dan Manusia itu berbeda dimensi karena mereka tidak dapat berinteraksi secara langsung, bukan karena jin mengetahui yang ghoib. Sedangkan
iblis memiliki segala keunggulan yang dimiliki oleh makhluk Tuhan yang
lain. Mulai dari akal, nafsu, pilihan, kekuatan ghoib, semuanya sudah dimiliki oleh iblis. Hanya saja Tuhan berkehendak
lain, mereka iblis, malaikat, dan jin diperintahkan untuk bersujud di kaki
manusia. Semuanya segera menuruti perintah Tuhan itu kecuali sang iblis. Ia merasa
tidak seharusnya bersujud kepada makhluk Tuhan yang secara jelas lebih rendah
posisinya dari pada dirinya. Sontak saat itu juga Setan menerima Azab pedih
dari Tuhan karena kesombongannya. Ia segera dimasukkan ke dalam neraka untuk
selama-lamanya. Tetapi sebelum itu ia meminta kepada Tuhan-Nya untuk
mengizinkannya menggoda manusia untuk ikut bersamanya ke neraka. Maka dengan
kemurahan-Nya Tuhan lekas mengabulkan permintaan iblis itu.
Dari sinilah hipotesis
yang aku buat mengenai mengapa manusia menjadi manusia, iblis menjadi iblis,
malaikat menjadi malaikat, jin menjadi jin. Terus apa alasannya manusia menjadi
manusia? dalam wujud ruh sebenarnya naruli kemanusiaannya telah muncul yaitu
sedikit serakah tentunya. Dari pilihan tersebut mereka memilih menjadi manusia,
mengapa? Karena manusia memiliki potensi untuk melebihi makhluk lainnya. Mengapa
tidak setan saja? Ya, iblis memiliki semua kelebihan itu tetapi iblis juga
memiliki potensi untuk berbuat jahat lebih sering daripada manusia. dengan
catatan bahwa posisinya iblis sewaktu-waktu bisa ter-overtake oleh manusia. lalu mengapa beberapa ruh tersebut memilih
menjadi iblis? Ini jelas pertanyaaan yang sangat sulit. Terlepas dari semua
kelebihan yang dimiliki oleh iblis tetapi kekurangannya justru lebih besar. Tetapi
menurutku sejak dalam wujud ruh semua potensi sifat itu telah muncul. Jadi sebenarnya
dalam wujud ruh itu sudah ada kebebasan memilih atau tidak? Itu masih sangat
sulit untuk dijawab. Lagi-lagi hal ini membuktikan bahwa manusia adalah makhluk
yang sangat lemah. Akalnya tidak mampun untuk merekontruksi kejadian yang
pernah dialaminya sewaktu masih dalam dunia ruh. Penyebabnya adalah karena
manusia memiliki sifat lupa.
Lalu mengapa beberapa
ruh memilih menjadi malaikat? Yang pasti itu juga kehendak Tuhan mengapa ruh
itu memilih menjadi malaikat meskipun sebenarnya menjadi manusia dapat mencapai
level tertinggi. Mungkin kalau zaman sekarang ini bisa disebut sebagai
pragmatisisme. Hehehe....
Lalu bagaimana dengan
pilihan menjadi Jin? Secara potensi Jin itu tidak dapat melebihi manusia karena
kekuatan ghoib yang dimilikinya dari
Tuhan. Meskipun jin juga memiliki potensi untuk berbuat jahat sama seperti
manusia. Yang jelas baik iblis maupun malaikat adalah hubungan yang sangat
kontradiktif. Mereka diciptakan dari dua unsur murni, iblis dari api, malaikat
dari cahaya. Sedangkan manusia dari unsur bumi dan jin dari unsur nyala api.
Berdasarkan beberapa
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap makhluk Tuhan memiliki
kelebihan dan kekurangan di balik potensinya. Ketika iblis memiliki segalanya
tetapi tidak memiliki potensi kebaikan, sedangkan manusia dapat mencapai level
tertinggi tetapi harus diciptakan dari sekumpulan tanah. Ini jelas sesuatu yang
takarannya seimbang. Kita dapat menyebutnya sebagai keadilan Tuhan.
0 komentar:
Post a Comment